Tentang Mimpi Buruk
Tiga Catatan Tentang Mimpi Buruk
Pertanyaan:
Apa yang mesti kita
lakukan dengan mimpi buruk yang akhir-akhir ini hadir di mimpi
saya. Dan kenapa selalu ada yg meninggal di dalam mimpi saya??
Dari: Uche
Jawaban:
Jawaban:
Bismillah was shalatu
was salamu ‘ala rasulillah
Bagian dari
kesempurnaan syariat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
mengajarkan semua hal penting dalam kehidupan manusia. Hanya saja, ada orang
yang berusaha memahaminya dan ada yang melupakannya. Seseorang akan bisa
merasakan dan meyakini betapa sempurnanya Islam, ketika dia memahami aturan
syariat yang demikian luas. Di saat itulah, seorang muslim akan semakin yakin
dengan agamanya. Anda bisa buktikan dan mencobanya.
Diantaranya petunjuk
tentang mimpi. Meskipun Islam tidak mengajarkan umatnya tentang takwil mimpi
yang mereka alami, namun rambu-rambu yang diberikan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sudah sangat memadai untuk menjadi panduan dalam
mensikapi mimpi. Tak terkecuali, mimpi buruk.
Ada beberapa hal yang
dijelaskan dalam Islam, terkait mimpi buruk.
Pertama, mimpi tidak semuanya
benar
Sumber mimpi tidak
selamanya datang dari Allah. Bisa juga karena bawaan perasaan atau permainan
setan.
Disebutkan dalam hadis
riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti
setan, dan kabar gembira dari Allah.”
Makna Hadis:
– “Bisikan hati”:
terkadang seseorang memikirkan sesuatu ketika sadar. Karena terlalu serius
memikirkan, sampai terbawa mimpi.
– “Ditakuti setan”:
mimpi yang datang dari setan. Bentuknya bisa berupa mimpi basah atau mimpi yang
menakutkan.
Jenis mimpi yang
ketiga adalah kabar gembira dari Allah. Mimpi ini adalah mimpi yang berisi
sesuatu yang baik dan menggembirakan kaum muslimin. (Keterangan Dr. Musthafa
Dhib al-Bugha, salah seorang ulama bermazhab Syafi’i, dalam ta’liq untuk Shahih
Bukhari)
Kedua, mimpi buruk berasal
dari setan
Dari jenis mimpi di
atas, mimpi buruk termasuk salah satu permainan setan kepada bani Adam. Mereka
ingin menakut-nakuti manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang
kita menceritakan mimpi buruk kepada siapa pun.
Dari Jabir radhiallahu
‘anhu, ada seorang Arab badui datang menemui Nabi kemudian bertanya, “Ya rasulullah, aku bermimpi kepalaku
dipenggal lalu menggelinding kemudian aku berlari kencang mengejarnya”.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada orang
tersebut, “Jangan kau ceritakan kepada orang lain ulah setan yang
mempermainkan dirimu di alam mimpi”. Setelah kejadian itu, aku mendengar
Nabi menyampaikan dalam salah satu khutbahnya, “Janganlah kalian
menceritakan ulah setan yang mempermainkan dirinya dalam alam mimpi” (HR
Muslim)
Ketiga, Yang harus
dilakukan ketika mimpi buruk
Ada beberapa hal yang
diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
seseorang mimpi buruk:
1. Meludah kekiri 3
kali.
2. Memohon
perlindungan kepada Allah Ta’ala dari setan 3 kali, dengan
membaca
“A’udzu billahi minas-syaithanir-rajiim” atau
bacaan ta’awudz lainnya).
3. Memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan
mimpi tersebut.
4. Atau sebaiknya dia
bangun kemudian melaksanakan Shalat.
5. Mengubah pisisi
tidurnya dari posisi semula ia tidur, jika ia ingin melanjutkan tidurnya,
walaupun ia harus memutar kesebelah kiri, hal ini sesuai zahir hadis.
6. Tidak boleh
menafsir mimpi tersebut baik menafsir sendiri atau dengan meminta bantuan orang
lain.
Keterangan tentang hal
ini terdapat dalam beberapa hadis berikut :
Dari Jabir radhiallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika kalian mengalami mimpi yang dibenci (mimpi
buruk) hendaklah meludah kesebelah kiri tiga kali, dan memohon perlindungan
dari Allah dari godaan setan tiga kali, kemudian mengubah posisi tidurnya dari
posisi semula.” (HR. Muslim)
Dalam hadis lain
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ketika kalian
mengalami mimpi buruk, hendaknya meludah ke kiri tiga kali, dan memohon
perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan dan dari dampak buruk mimpi. Kemudian,
jangan ceritakan mimpi itu kepada siapapun, maka mimpi itu tidak akan
memberikan dampak buruk kepadanya.” (HR. Muslim)
Abu Qatadah (perawi
hadis) mengatakan,
“Sesungguhnya saya pernah bermimpi yang saya rasa
lebih berat dari pada gunung, setalah aku mendengar hadis ini aku tidak peduli
mimpi tersebut.”
Dalam riwayat lain,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Mimpi itu ada
tiga: mimpi yang benar, mimpi bisikan perasaan, dan mimpi ditakut-takuti setan.
Barangsiapa bermimpi yang tidak disukainya (mimpi buruk), hendaklah dia
melaksanakan shalat.” (HR. at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz
Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)
0 Komentar